setelah hampir 4 bulan saya ga ngurus blog. sekarang mau ngepost cerpen karya saya sendiri. cerpen yang berjudulkan "Cinta Karena Allah" ini pemainnya salah satu finalis Idola Cilik. yah karena berhubung saya suka Idola Cilik juga, cerpen ini terinspirasi dari kegiatan sehari-hari di sekolah, dan orang-orang terdekat saya yang selalu mengajarkan saya bahwa tanpa pacaran itu nggak akan buat kita menderita kok. malahan akan terasa lebih indah jika kita itu mencintai seseorang karena Allah. oke deh langsung saja.
Aku hanya diam, begitupun dengannya, meskipu aku tau dia itu adlah teman sekelasku, dan diam-diam aku pun mencintainya tapi sebisa mungkin kusembunyikan agar dia tidak mengetauhuinya. Ddan aku mencoba mencintainya dalam diam tanpa ada seorang pun yang tau. Setelah kupastikan hujan sudah cukup redah, kuptuska untuk segera pulang. Sambil ,merapikan rok aku pun pulang dan tak lupa aku menegurnya.
CINTA
KARENA ALLAH
Suara gemericik hujan masih
terus terdengar di telingaku pertanda hujan belum juga redah. Dalam hati sedikt
kesal karena hujan pulangku jadi tertunda. Dan dengan berat hari aku menunggu
dihalte seorang diri, kaki ku kuayunkan seolah memberi suasana yang asyik untuk
diriku sendiri. Namun suara derap langkah seseorang membuatku ,menghentikan
kegiatanku yang tak penting ini. Kuarahkan pandangan ku ke sumber suara, yang
mulai melangkah menuju halte tempat aku menunggu hujan reda. Hah rupanya dia bernasib sama dengan ku. Dengan
kedua tangannya ia mengibas rambutnya yang sedikit basah, dan kemudian duduk
agak jauh dari tempatku
Aku hanya diam, begitupun dengannya, meskipu aku tau dia itu adlah teman sekelasku, dan diam-diam aku pun mencintainya tapi sebisa mungkin kusembunyikan agar dia tidak mengetauhuinya. Ddan aku mencoba mencintainya dalam diam tanpa ada seorang pun yang tau. Setelah kupastikan hujan sudah cukup redah, kuptuska untuk segera pulang. Sambil ,merapikan rok aku pun pulang dan tak lupa aku menegurnya.
“aku duluan ya”
kata ku dan ia hanya menjawabnya dengan senyuman.
Tahukan, aku sangat
mencintainya walaupun ia tak tau perasaan ku namun aku tak mau perasaan ku itu
diketahui olehnya aku takut ia akan menjauhiku setelah ia mengetahui perasaan
ku yang sebenarnya...
Seperti hari ini saat aku ke
sekolah,awalnya aku menduga sekolah mungkin sudah sangat ramia, namun perkiraan
ku ternyata salah tak ada satu pun orang berkeliaran di lapangan. Kaki ku terus
berjalan menyusuri koridor sekolah langkah ku terhenti saat aku msuk ke dalam kelas dan
mendapatinya sedang duduk manis bersama laptop di hadapannya.
“assalamu’alaikum”
kata ku mengucapkan salam dengan seulas senyum
“wa’alaikum salam”
jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari laptop di hadapannya.
Setelah aku
meletakkan tas aku dan dia pun diam sama-sama tak ada yang berbicara, aku sibuk
dengan pikiran ku sendiri sedangkan dia sibuk dengan laptopnya.
Setalah aku cukup
larut dalam fikiran ku, tba terdengar suara yang begitu khas mengusik indra
pendengaran ku.
“tumben datangnya
pagi” serunya dari seberang sana.
Sungguh aku tak
perah menduga dia akan berbicara pada ku, rasa senang datang menyeruak mengisi
rongga dada ku. Tanpa sungkan aku menjawabnya dengan tertawa kecil yang
membuatnya pun ikut tertawa bersama ku, suara tawa yang khas itu sungguh
menyejukan hati.
“jawab dong kok
ketawa” ucapnya disela-sela tawanya
“yeeee, emang salah
ya aku datang cepat” kataku mencoba membela diri
“ya ga sih” katanya
yang langsung diiringi derai tawanya.
Lama kami
berbincang sampai tak menyadari kelas mulai terisi oleh siswa-siswa yang lain
“eh, pagi-pagi udah
PDKT aja lo”terdengar suara ify sahabatku saat ia meletakkan tasnya dan duduk
disampingku.
“yaelah fy Cuma
ngobrol biasa doang” kata ku
“tapi lo seneng kan
cha... eciieeee” kata ify menggoda sambil mencuil hidungku,
Ingin sekali
rasanya membalas godaan ify tapi bel telah berbunyi dan memaksa diri ku untuk
tidak menghujami ify dengan omelan ku
Suara deringan bel terdengar
begitu nyaring hingga membuat murid mengucap rasa syukur dan bersorak gembira. Dan tak ubahnya
dengan diri ku, seharian berkutatd dengan pelajaran membuat ku sedikit pusing.
Kuraup semua alat
tulis ku dan kujejalkan semuanya dlam tas.
“cha gue duluan
ya”kata ify berlalu pulang bersma pacarnya rio.
“ok, hati-hati ya
fy” jawab ku. Setelah ify pulang lebih awal dan memandang kepergiannya hingga
tak nampak di
ujung koridor.
Aku bergegas pulang dan seperti biasa aku
selalu menunggu jemputan ku di halte. Menunggu jemputan emang membosankan
apalagi kalau sepi seperti ini, tak ada hal yang bisa aku lakukan, aku hanya
menatap orang-orang yang berlalu lalang di hadapan ku
“eh, kok belum
pulang” terdengar suara seseorang,
Rupanya itu dia
yang sedang duduk manis di motornya
“aku lagi nunggu
jemputan” jawab ku singkat
“oh yaudah gue
duluan ya, assalamu’alaikum”
“wa’alaikum
salam”jawwab ku sambil menatap kepergiannya hingga menghilang di perempatan
Pagi yang indah untuk mengawali
hari, membuatku bersemangat untuk menjalani hari ini, seperti biasa sebelum jam
setengah 7 pagi aku sudah siap berangkat sekolah, dan setelah sampai di
sekolah lagi-lagi aku mendapatinya berada di kelas bersama dengan laptopnya.
Pagi banget dia datangnya, fikirku dalam hati. Tak lupa saat masuk ku ucapkan
salam, dan sepeti biasa pula ia selalu menjawabnya, aku jadi merasa senang. Toh
itu juga sudah menjadi kewajibannya. Tak ada sapaan darinya pagi ini, aku
mencoba biasa saja dan lebih memilih membaca buku biologi dan aku mulai sibuk
dengan kegiatan ku.
Bel pertanda istirahat telah
berbunyu sekitar 5 menit yang lalu, tak niat ke kantin padahal Ify sudah
bekerja keras membujuk ku. Karena merasa bosan di kelas aku memilih
duduk di luar saja, sambil menikmati suasana sekolah aku melantunkan sebuah
lagu, karena memang aku juga hobi bernyanyi.
“suara kamu bagus” aku
mendapatinya yang tengah duduk manis di samping ku. Sejak kapan dia berada
disini, huh entahlah mungkin karena aku terlalu larut dalam nyanyianku.
“hehehe,
terimakasih” jawabku sambil terkekeh
“kenapa ga jadi
penyanyi aja” ucapnya sambil menatap lurus kedepan
“hah? Ngapain jadi
penyanyi, cewe kayak aku tuh ga cocok jadi penyanyi” kata ku
“siapa bilang,
cocok kok”katanya meyakinkan.
Aku hanya tersenyum
lalu mulai berkata lagi
“ga ada minat jadi
penyanyi, sekali pun suara ku bagus. Aku tuh pengennya jadi hafizah, agar tiap2
ayat yang ku baca selalu membawa berkah untuk diriku dan orang lain” kata ku
dan itu sepenuhnya dengan hati ku, karena semua yang ku katakan benar.
“mimpi kamu bagus,
aku salut sama kamu, jarang bgt lho ada cewe yang mimpinya kayak kamu” ktanya
yang kini tengah menatapku dengan senyum tulusnya
“iya makasih” jawab
ku singkat dan mengakhiri pembicaraan saat itu karena bel pertanda pelajaran
dimulai telah berbunyi nyaring.
“masuk yuk” kata ku
padanya yang kini telah terlebih dahulu masuk yang dibalas anggukan kecil
olehnya.
````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
“sebelumnya kamu udh pernah
pacaran ga
sih cha” ify bertanya padaku, saat aku dan ify sedang mengerjakan PR dirumah,
Aku cukup kaget dan
aku hanya menggeleng sebagai jawaban bahwa aku tidak pernah berpacaran
“ais, becanda lo”
Aku menggeleng lagi
“cha cha, udah 1
SMA jg, kenpa ga mau pacaran sih?” tanya ify lagi.
Sungguh pertnyaan yang sulit untuk bisa kujawab “ga mau aja fy” jawab
ku seadanya
“ya terus kenapa?”
ify mulai memberondong ku dengan berbagai pertanyaannya itu.
Aku menghela napas,
“takut aja fy,
lagian pacaran ga ada untungnya” jawabku lagi, tpi ify tetap sja ga ngerti,
aduuh gila ya
“bisa-bisa ga nikah
entar lo”
Sialan si ify,
perkataan itu kan do’a. Aduh amit-amit jangan sampai Ya Allah.
“ye ga bsa gitu
dong” aku membela diri
“ya bisa aja dong
secara lo nya sendiri belum pernah pacaran, liat dong gue sma rio” ucap ify
“lo mah rio doang,
tiap hari rioooooo mulu, gue yang liat aja bosan” kata ku, yang langsung membeut ify geram..
“hahaha, muka lo
kusut amat. Walaupun ga pernha pcaran nih ya, tapi jujur gue juga suka sama
orang” kata ku jujur pada ify, yah walaupun aku baru mengenal ify sejak 5 bulan
yang lalu saat aku resmi menjadi anak SMA, ify nampak gaket dengan kata-kata ku
tadi
“ceilaaaah, emang
siapa orangnya” ify menggodaku “ozy yah”lanjutnya lagi masih dengan tampang
menggodanya
“ada deh, hanya aku
dan Allah yang tau” kata ku sambil
tersenyum
“tapi kalau emang sukanya sama Ozy nggak apa-apa kok Cha, lagian dianya
cakep, baik juga sama kamu” ify terlihat begitu bersemangat membicarakan Ozy,
aku hanya tersenyum karena sebenarnya yang aku suka adalah memang benar Ozy,
lantas kenapa aku tidak berpacaran? Karena bagiku mencintai nggak mesti harus
dimiliki seutuhnya.
“ada-ada saja kamu” kataku sambil berlalu meninggalkan Ify
“eh mau kemana? Tungguin Cha..” kata Ify yang
kini berlari mengejarku menuju apur.
Ternyata aku memang harus
menerima kenyataan ini, kenyataan yang sangat menyakitkan hatiku saat aku tahu
orang yang aku suka telah menjadi milik orang lain. Kecewa memang, tapi siapa
sih aku, aku ini hanya gadis biasa yang nggak bias bergaul. Sungguh aku sangat
mencintai, mencintainya karena Allah. Ya Allah hilangkan perasaan ini sejenak,
aku mohon ya Allah. Sungguh aku tak pantas mencintainya karena dia bukan
milikkku.
Hari-hari pun berlalu begitu cepat, seiring berjalannya waktu aku terus
mencoba membuang jauh-jauh perasaan ku padanya. Bukan karena apa, tapi karena
dia telah menjadi milik orang lain. Kalau aku terus memiliki perasaan itu, aku
akan menjadi orang yang benar-benar jahat didunia ini karena dengan teganya
mencintai milik orang lain. Kini aku sudah bias mengiklaskan dia dengan orang
lain dan perasaan itu sudah aku buang jauh-jauh, walaupun belum sepenuhnya
karena bagiku melihat orang yang kita saying bahagia itu justru jauh lebih
indah, walaupun terkadang sangat menyakitkan.
Tapi entah mengapa setelah sekian lama berusaha membuang rasa cintaku
padanya, sekarang tiba-tiba muncul lagi, ada apa ini ya tuhan, bisik ku dalam
hati.
“kamu kenapa?” Tanya seseorang yang membuatku cukup kaget “kok dari tadi
istigfar mulu” sambung orrang itu lagi, itu dia Ozy, yang kini tengah duduk
disampingku. Aku hanya menggeleng pelan sebagai jawaban aku tidak apa-apa. Dan
untung saja dia mengerti
“ya sudah tenangin diri kamu ya”katanya sambil menepuk bahuku dan
melangkah pergi.
Aku menatap kepergiannya. Huft, kenapa dia selalu perhatian seperti itu,
gerutuku sambil meghentak-hntakkan kaki dan sesekali menendang tiang yang ada
disebelahku
“wes, udah sarap neng, sakit tau nendang tiang” kata ify saat melihat
tingkah ku
Yah aku tahu, yang kulakukan ini hal paling bodoh didunia, tapi itulah
cara ku meluapkan rasa kesalku karena perasaan ini dating lagi.
“biasa aja Fy muka mu jangan begitu”kata ku
sambil manyun dan Ify dia hanya geleng-geleng
lantas masuk kembali kedalam kelas. Tinggallah aku sendiri didepan kelas
sambil menatap pepohonan yang sesekali bergerak karena tiupan angina. Memang Allah
itu maha kuasa, mampu melakukan segalanya sampai Allah bias membolak balikkan
hati manusia. Subhanallah maha suci Allah.
Kristal itu jatuh satu persatu membasahi bumi pertiwi, tampak bumi kini
berselimut awan hitam nan pekat, kini hujan pun seakan mengerti perasaanku,
perasaan betapa aku tak bsa menghilangkan rasa ini bahwa aku mencintainya. Ku
pejamkan mataku berharap tuhan memberiku sedikit kekuatan.
“ehm” suara deheman seseorang mengagetkan ku, lantas mataku yang tadi
kupejamkan sontak terbuka dan melihat si empunya suara. Ternyata itu dia, dan
lagi-lagi dia dating
“ngapain disini” kataku sambil mengernyitkan dahi. Sontak ia tertawa
kecil,
“ya berteduhlah kan lagi hujam” jawab ozy yang masih diiringi derai
tawanya yang khas. Dan aku hanya meng-Oh saja, dan sejurus kemudian aku pun
diam berusaha menahan gejolak hati yang terus bergemuruh
“ehm, ku dengar kau belum pernah berpacaran” tiba-tiba dia membuka
kembali percakapan yang sempat terhenti.
Aku hanya mendengus tanpa menjawab pertanyaan bodohnya itu, bias kulihat
raut wajahnya yang sedikit mengkerut karena aku tak mengubris pertanyaan tadi
“kenapa kamu nggak jawab pertanyaan ku?” katanya lagi.
Aku menghembuskan napas lalu bergegas pergi karena kurasa pertanyaannya
tak perlu dan tak harus kujawab, lagian apa untungnnya buat dia.kulangkahkann
kaki ku utnuk segera pergi meski pun aku tahu hujan disana masih terlihat
sangat deras, belum sempat kaki ku melangkah jauh tiba-tiba kurasaakan
genggamanna kini memeluk lengan ku erat bahkan sangat erat
“jangan pergi dulu” ucapnya lirih dan menunduk “tetaplah disini dan
beritahu aku”lanjutnya
Aku segera menarik lenganku, tak baik seorang laki-laki memegang tangan
wanita apalagi bukan mahromnya “ kok sampe sebegitu penasarannya sih?” Tanya ku
“yah aku pengen tahu aja, apa alasannya?” ucapnya
Akupun kembali duduk ditempat ku semula untuk mulai memberitahunya
seperti yang ku lakukan pada ify tempo lalu.
“aku takut berpacaran, karena aku nggak mau rasa ku yang kupunya kepada
makhluk melebihi rasa cintaku kepada tuhan ku” kata ku.
Nampak dia hanya diam seprti sedang memikirkan sesuatu
“tapi, kamu juga mencintai seseorang kan?” ucapanya setelah lama
berfikir.
Lagi-lagi aku tak tahu harus menjawab apa dan entah aku mendapat
kekuatan dari mana tiba-tiba aku berani menyarakan isi hati dengan laki-laki
ini
Aku mengangguk, “ iya, sebagai manusia, aku juga mencintai seseorang.
Dan kau tahu? Aku mencintainya karena Allah bukan karena napsu” aku mengakhiri
pengakuan suara hatiku sambil menatap lurus kedepan memerhatikan tetes demi tetes hujan yang
turun membasahi bumi, lalu kemudian melangkah pergi meninggalkannnya bersama
dengan jejak-jejak langkah ku.
Aku terus berjalan diantara rinai-rinai hujan yang masih terus
berjatuhan membasahi tubuhku yanh
semakin lama semakin kian kian menjauh meninggalkan dirinya yang masih duduk
terpaku.
Hari-hari pun mualai berganti tapi Ozy tidak akan tergantikan karena aku
mencintainya karena Allah. Sebuah rasa yang didasari atas nama Allah .
Aku masih terus berjalan menyusuri deretan buku-buku yang tersusun rapi
diraknya. Sudah hamper 15 menit aku berada di took ininamun tak kunjung juga
aku menemukan buku yang lebih menarik untuk diriku, maklum aku juga merupakan
anak yang gila baca, karena membanca itu jendela dunia bukan? Aku masih terus
berjalan sampai akhirnya aku menemukan sebuah buku yang menarik, tepatnya
novel. Novel itu berjudulkan Surat Kecil Untuk tuhan, sebuah novel karya agnes
davanor yang diangkat dari kisah nyata seorang gadis cantik yang divonis kanker
jaringan lunak. Belum sempat aku mengambil novel itu tiba-tiba seseorang telah
mengambilnya terlebih dahulu. Aku mendengus kesal, karena novelnya hanya
tinggal satu tersisa. Harapanku untuk memiliki novel itu hilanglah sudah
setelah cukup lama aku berkeliling di tempat ini . tapi aku tak mau menyerah,
masa iya aku yang lihat duluan terus dengan gampang orang lain mengambilnya
“hei, tadi aku yang lihat pertama novel itu”kata ku
“yeee, aku yang ngambil duluan kok, siapa cepat dia dapat” jawabnya,
“ish, tapi aku yang lihat duluan Ozy”kata ku nyolot, yah orang yang
mengambil novel itu Ozy. Tapi jangan mentang-mentang aku suka sama dia jadi aku
merekan novel itu padanya. Oh tidak bias..
“acha, tapi aku yang ngambil duluan”katanya sok lembut
“pokonya aku nggak mau tau, ovel
ini buat aku” kata ku lalu merebut novel itu dari tangannya, lalu ku berikan
padanya novel yang lain yang menurutku sih cukup menarik untuk orang seperti
Ozy.
“yaudah deh, buat Ach apa sih yang nggak” katanya sambil menggoda ku
dengan mengakat kedua alisnya
‘iss gombal” kata ku lalu melangkah menuju kasir dan menbayar novel
tersebut.
Dapat kulihat Ozy juga tengah menuju kasir dan sekarang tepat berada
disampingku. Aku hanya menddengus, kulirik dirinya lekat-lekat dan aku
tersentak kaget, karena mendapatinya yang sedang memegang buku yang tadi
kuberikan padanya, padahalkan buku itu bukan dia banget. Tapi yasudah lah…..
Setelah aku selesai membayar aku segera pergi meninggalkan took itu,
tapi lihat Ozy mengikutiku, sebenarnya apa sih maunya dia. Kemudian aku
menghentikan langkahku dan berbalik menatapnya
“kok kamu ngikutin aku?” kata ku ketus
Ozy Nampak salah tingkah sambil menggaruk belakang kepalanya yang
mungkin tidak gatal.
“hehehehe, pengen aja ngikutin kamu” katanya sambil diiringi cengiran
lebarnya
“udah deh aku mau pulang, assalamu’alaikum” kata ku grmas dengan tingkah
ozy. Entah kenapa akhir0akhir aku jauh lebih cerewt ketika bertemu Ozy, apa
karena tingkahnya yang kian hati kian
konyol.
“eh eh, ikut aku aja dulu, nanti aku antarin kamu pulang deh”kata Ozy
sambil berlari mengejarku dan tiba menarik tanganku tanpa persetujuan, gila aja
sudah dua kali Ozy main pegang-pegang gitu.
Kemudian Ozy membawaku kesuatu tempat, sepertisebuah taman. Kemudian dia
menuntunku utuk duduk di salah satu kursi yang ada disana
“duduk sana aja Cha” katanya. Aku hanya
menurutinya saja, dan berjalan bersamanya ke tempat yang ia maksud.
Kurebahkan tubuhku diatas kursi kayu tersebut yang mulai Nampak rapuh
dimakan waktu, setelah kuoastikan posisi ku nyaman. Kualihkan pandanganku pada
Ozi yang kini duduk tepat disamping kanan ku
“ngapain ajak aku kesini, mau ngomongin apa?” kata ku cukup tajam dan
mampu membuatnya salh tingkah
“mmmmmm……….. anu…., itu….. aduh gimana ya” katany sambil diiringi
cengiran lebarnya
“anu apa? “ Ucapku tak mengerti dengan maksud perkataannya tadi.
Kulihat ia menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan,seolah
mengumpulkan segenap tenaganya
“huufft, aku mau ngomong sama kamu tentang……” ucapnya terputus yang kini
tengah menatap lurus kedepan. Nampaknya dia mulai serius dan aku pun mulai
seksama memperhatikannya, memperhatikan lekuk wajahnya yang indah
“perasaan ku padamu…….. sebenarnya aku saying sama kamu Cha,
sayaaaaaaaaaaaaang banget, entah kenapa kok bias begini ya.”lanjutnya. dan kini
ia tak lagi menatap kedepan melainkan menggeserkan tubuhnya kesamping kiri dan
menatap mata ku sangat dalam. Lantas aku tak mau membalas menatap matanya.
Saat mendengar pengakuannya aku sangat kaget,ternyata rasa yang kupunya
tak bertepu sebelah tangan
“kamu….” Kata ku seperti tak mampu mengucapkan kata-kata
“aku tahu kamu kaget Cha, aku nggak minta sama kamu untuk membalas
perasaan ku ini atau dengan lancangnya memintamu menjadi pacarku. Aku Cuma
ingin kamu tahu tentnang perasaan ku. Itu saja” ucapnya lagi..
Ya tuhan apa yang harus aku lakukan? Sungguh aku sangat mencintainya,
tapi apakah aku benar-benar pantas untuknya?
“kalau boleh jujur dan maaf jika nantinya ada yang tersakiti. Sebenarnya
perasaanmu itu sama dengan perasaan yang aku punya buat kamu” kata ku.dan
membuat Ozy kaget.
“bener Cha” Tanya memastikan. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban aku
tidak berbohong. Dia Nampak tersenym, tersenyum dengan caranya yang khas
“tapi aku nggak bias membalas perasaan mu. Aku tahu dan aku juga sadar
kalau kamu sudah jadi milim orang lain” kata ku yang masih bertahan tetap tak
mau menatapnya.
“maksud kamu?” ozy namapka bingung . kerutan didahinya pun mualia
tercipta pertanda bahwa dia tak mengerti dengan maksud ucapan ku tadi.
“keke” jawabku datar, dan pelan nyaris tak terdengar oleh Ozy. Ozy hanya
terkekeh kecil mendengar penuturan ku tiu
“aku dan dia udah nggaj ada hubungan apa-apa. Lagian sebelum aku pcaran
cama dia aku sudah lebih dulu menyayangimuaaaaaaaaaaa” lagi-lagi aku daim
seribu bahasa saat ozy mengucapkan kata-kata itu, entah apa yang harus aku
lakuakan. Akhirnya aku hanya memilih diam, menunggunya untuk mulai berbicara kembali
“kamu percaya akukan?” Ozy kini bertanya padaku, akupun mengangguk. Aku
percaya sepenuhnya padanya
“tapi maaf, aku tak bias membalas perasaan mu Zy, meskipun aku juga
saying sama kau. Itu karena aku mencintaimu karena Allah, tanpa berpacaran itu
lebih baik dimata Allah” ucapku. Nampak dia tersenyum. Sungguh taka da
kekecewaan yang terpancar dari wajahnya, seolah dia mengerti dengan apa yang
aku ucapakan
“nggak apa-apa cha, tapi izinkan aku untuk bias menjagamu, menyangimu,
dan mencintai mu karena Allah. Aku janji, aku akan menjaga hatiku sampai kau
benar-benar menjadi milikku” ucapnya penuh keyakinan, taka da keraguan dari
kata-katanya. Yang membuat ku sungguh bahagia dicintai oleh orang yang
benar-benar mencintaiku karena Allah dan bukan kerena nafsu.
“iya Zy, aku pegang janji mu. Aku pegang hati mu agar tetap tertaut
dengan hatiku” Ozy tersenyum saat mendengar jawaban ku. Sungguh wajahnya kini
memancarkan kegembiraan hingga senyumannya pun tak henti-hentinya terkembang
saat mendengar jawaban ku tadi. Yang menurutku bukan jawaban yang tepat atau
yang sama seperti seseorang di sebuah Sinetron saat menyatakan perasaan pada
kekasihnya
“makasih Cha” ucapnya. Kebahagiaan pun makin terus terpancar dari sudut
matanya saat ini.
Dan semoga akan terus begitu sampai saatnya tiba. Saat aku benar-benar
menjadi milik Ozy seutuhnya.
Ya Allah kini aku bersyukur, dirinya mencintaiku karena mu, bukan malah
mencintaiku karena nafsunya.ku mohon padamu Ya Allah jagalah hatinya untukku,
dan jagalah hatiku hanya untuknya sampai dia benar-benar menjadi milikku
Love you Couse Allah.. ^_^
The end
Tidak ada komentar:
Posting Komentar